Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Senin, 09 Februari 2009

Situs Babadan Rusak Parah

Views


KEDIRI, KAMIS - Situs bersejarah yang ditemukan di Dusun Babadan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kondisinya rusak parah. Hal itu mempersulit upaya penggalian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jatim.

Berdasarkan pemantauan Kompas, batu bata yang merupakan fondasi bangunan candi hancur berantakan sehingga sulit dikeluarkan dari dalam tanah. Ini mengakibatkan struktur utuh bangunan bersejarah itu sulit diketahui.

Ketua Tim Arkeolog Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim Danang Wahyu Utomo, Rabu (5/11), mengatakan, kerusakan terjadi akibat eksploitasi besar-besaran tanah di sekitar situs bersejarah oleh warga sekitar untuk bahan baku pembuatan industri batu bata. Bahkan, batu bata buatan warga banyak yang tercecer di sekitar situs. ”Diduga situs sudah pernah digali sebelumnya,” kata dia.

Melihat kondisi tersebut, tim peneliti akhirnya memutuskan untuk menghentikan penggalian pada Senin (3/11). Padahal, sesuai jadwal, seharusnya upaya penggalian yang dimulai 23 Oktober 2008 itu baru berakhir pada 6 November 2008.

”Data-data yang kami butuhkan juga sudah cukup. Oleh karena itu, seluruh anggota tim ditarik kembali ke kantor,” ujar Danang.


Ditemukan warga

Situs Babadan ditemukan oleh Saiin dan kawan-kawannya, warga setempat yang bekerja pada industri pembuatan batu bata tradisional, saat hendak menggali tanah pada awal September 2008. Para pekerja tersebut menemukan sejumlah benda bersejarah pada kedalaman 1 meter hingga 1,5 meter.

Adapun benda yang ditemukan, antara lain, potongan kepala Arca Dwarapala setinggi 98 sentimeter (cm), lebar 105 cm, dan tebal 45 cm; fragmen kepala Ganesha setinggi 16 cm, lebar 17 cm, memiliki ketebalan 17 cm; dan sebuah arca kepala setinggi 48 cm, lebar 45 cm, dan tebal 35 cm, yang belum bisa diidentifikasi wujudnya.

Selain itu, ada sebuah relief Bethara Kala (raksasa) yang biasanya dipasang di atas gapura sebuah candi dengan tinggi 60 cm, tebal 18 cm, dan lebar 78 cm. Ada pula sebuah Arca Nandi atau arca berbentuk sapi jantan yang merupakan lambang dari kendaraan Dewa Siwa. Ditemukan pula dua buah batu ambang yang sudah terpotong menjadi tiga bagian.

Selama penggalian, tim peneliti dari BP3 Trowulan juga menemukan struktur bangunan dari batu bata yang berundak, sebuah peripih yang menjadi ruh atau jiwa dari sebuah bangunan candi pada masa lampau, dan sejumlah fragmen gerabah.

Danang menambahkan, selain kendala struktur bangunan yang rusak berat, upaya penggalian juga terkendala oleh tanah di lokasi situs yang belum dibebaskan oleh pemerintah setempat.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Sigit Rahardjo yang dikonfirmasi mengatakan, pembebasan tanah akan dilakukan setelah pihaknya mendapatkan laporan resmi hasil penelitian BP3 Jatim.

”Termasuk alokasi dana untuk biaya penggalian, sumbangan dari Pemkab Kediri sebesar Rp 20 juta hingga saat ini belum bisa dicairkan,” katanya.

Runik Sri Astuti

(Sumber: Kompas, Kamis, 6 November 2008)



Penggalian Situs Babadan Dihentikan Sementara

KEDIRI, RABU--Penggalian situs peninggalan Kerajaan Kadiri di Dusun Babadan, Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dihentikan sementara.

"Pengggalian ini kami hentikan sementara karena data yang kami peroleh sudah cukup," kata arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Danang Wahyu Utomo di Dusun Babadan, Rabu.

Sebelumnya dia dan dua tim penggalian BP3 Trowulan telah melakukan penggalian di Situs Babadan. Tim kedua bekerja mulai 1 November 2008.

Dalam penggalian itu, lanjut Danang, timnya sudah bisa meraba keberadaan situs berupa candi tempat pemujaan setelah menemukan beberapa fragmen candi, di antaranya gapura (kala), relief pada pagar candi, dan beberapa arca dewa.

Hanya saja saat ditemukan, struktur bangunan itu sudah rusak berat karena tertimbun tanah dalam waktu yang relatif lama. Mengenai waktu dilanjutkannya penggalian, Danang mengaku belum bisa memastikan. "Kami harus menyampaikan laporan dan analisis temuan itu dulu," katanya.

Selama ini biaya penggalian Situs Babadan yang tak jauh dari lokasi ditemukannya Situs Tondowongso itu ditanggung sepenuhnya oleh pihak BP3 Trowulan.

Sementara itu pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari pihak BP3 Trowulan mengenai hasil penggalian dan analisis temuan Situs Babadan.

"Jadi sampai sekarang kami belum bisa memastikan, apakah nantinya lahan itu dibebaskan atau tidak," katanya sambil menambahkan, pihaknya telah mengajukan anggaran untuk proses penggalian itu dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2008.

(Sumber: ANT, Rabu, 5 November 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :