Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Senin, 23 November 2009

Ekskavasi Temukan Ratusan Ribu Peninggalan

Views


Mojokerto, Kompas - Ekskavasi dalam proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit yang dilakukan dalam tiga tahap di situs Kerajaan Majapahit berakhir Minggu (22/11). Selama ekskavasi ditemukan tidak kurang dari 150.000 fragmen dan sekitar 60.000 keping uang logam dari China.

Menurut Ketua Tim Evaluasi Pusat Informasi Majapahit (PIM) Prof Mundardjito, banyaknya temuan dengan jenis yang beragam itu semakin menyahihkan hipotesis awal bahwa kawasan yang saat ini sedang digali adalah pusat kota Majapahit.

Adapun temuan uang kuno asal China membuktikan bahwa pada masa itu telah terjalin hubungan dagang dan diplomatik yang sangat serius antara kedua negara.

”Selain itu, hal tersebut membuktikan pula ada sistem moneter yang terbangun. Masyarakat gemar menabung,” ujar Mundardjito sembari menunjukkan gambar temuan sejumlah bentuk celengan.

Sebelumnya, dua bilah keris kuno peninggalan masa Kerajaan Majapahit ditemukan di lokasi ekskavasi. Setiap bilah dengan dapur (model keris) yang memiliki tujuh luk (lekuk) dan cundrik (salah satu dapur keris kecil lurus sepanjang kira-kira 30 sentimeter) yang ditemukan di kedalaman sekitar 1 meter.

Keris-keris temuan itu selanjutnya akan diuji usianya dengan metode radio carbon dating untuk memastikan dari era Majapahit yang mana keris itu berasal. Namun, keris-keris tersebut belum bisa menjelaskan apakah wilayah yang sedang diekskavasi adalah wilayah permukiman keraton Majapahit atau permukiman biasa.

Mundardjito mengatakan, ekskavasi tahap keempat akan dilakukan pada 4-14 Desember. Sebelumnya, Direktur Peninggalan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Junus Satrio Atmodjo menyebutkan, ekskavasi hanya dilakukan dalam tiga tahap. ”Ekskavasi tahap keempat dilakukan sebagai tahapan finishing,” ujar Mundardjito.

Menurut dia, Tim Evaluasi PIM saat ini sedang menunggu kedatangan empat unit tenda pengatap guna melindungi situs yang sudah dibuka. Setiap tenda pengatap diharapkan bisa menutupi luasan hingga 576 meter persegi.

Tenda pengatap itu akan digunakan sebelum sayembara desain museum luar ruang PIM terselesaikan pada pertengahan Desember. Diharapkan pada tahun 2010 tahapan pembangunan fisik desain hasil sayembara tadi sudah mulai.

Terkait dengan sayembara tersebut, nama PIM secara resmi telah diganti menjadi Neo PIM. ”Nama baru diperlukan untuk mengubah citra masyarakat,” ungkap Mundardjito.

Penambahan kata ”neo” merupakan upaya untuk membedakan pembangunan PIM pada masa sebelumnya oleh pemerintah pada akhir 2008 yang terbukti merusak struktur dan peninggalan sejarah Majapahit. Pasalnya selama ini sebagian besar masyarakat masih kerap mengasosiasikan upaya ekskavasi dan rehabilitasi di lokasi pembangunan PIM yang dilakukan Tim Evaluasi PIM di bawah kepemimpinan Prof Mundardjito sebagai kelanjutan proyek pembangunan yang merusak situs sejarah seperti terjadi pada pembangunan PIM pertama, akhir 2008. (INK)

(Kompas, Senin, 23 November 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :