Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Senin, 02 November 2009

Situs Akan Diselamatkan Bersama Jepang

Views


Mojokerto, Kompas - Situs Trowulan, bekas kerajaan Majapahit, di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, akan diselamatkan bersama pemerhati dari Jepang dan Indonesia. Karena waktu yang dibutuhkan relatif panjang, diperlukan kerja sama di antara pemerintah kedua negara.

Direktur Japan Majapahit Association Michimasa Fujie dan Ketua Yayasan Peduli Majapahit Luluk Sumiarso mengutarakan hal itu saat mengunjungi Situs Trowulan, Kamis (2/7).

Menurut Luluk, saat ini disusun rencana induk upaya ekskavasi dan rekonstruksi Situs Trowulan seluas 99 kilometer persegi itu. Rencana itu merupakan alternatif rencana yang dikerjakan tim evaluasi pembangunan Pusat Informasi Trowulan yang diketuai Prof Mundardjito.

Menurut Luluk, dari pertemuan dengan sejumlah ahli di Jepang, diperkirakan upaya ekskavasi dan rekonstruksi butuh waktu puluhan tahun. Kerja sama antara Pemerintah Jepang dan Indonesia sangat diperlukan. Saran itu datang dari sejumlah arkeolog, seperti Prof Sakuji Yoshimura, Rektor Cyber University, Jepang.

Teknik penyelamatan dan rehabilitasi struktur dan peninggalan kuno Kerajaan Majapahit akan mengacu pada ekskavasi dan rehabilitasi kompleks Heijô- kyô di Jepang. Heijô-kyô adalah awal ibu kota Jepang pada zaman Nara.

Fujie yang ikut merekonstruksi Heijô-kyô menilai, Situs Trowulan merupakan lokasi peninggalan budaya yang sangat besar. Sebagai perbandingan, ukuran Heijô-kyô hanya 4,7 x 6,3 kilometer persegi.

Fujie memperkirakan, upaya rekonstruksi Situs Trowulan relatif mudah karena berada di wilayah pertanian. Kesulitannya, nyaris tak ada dokumen pendukung mengenai bentuk asli Trowulan untuk mereka. ”Heijô- kyô sulit karena berada di wilayah permukiman. Namun, ada banyak dokumen dan peta mengenai keadaan ibu kota itu dulu,” katanya.

Mengenai upaya rehabilitasi peninggalan Majapahit di lokasi pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) sejak 2008, Luluk menyerahkan kepada pemerintah. Saat ini struktur bangunan kuno yang rusak oleh pembangunan PIM ditutup rangka kayu, seng, serta terpal. (INK)

(Kompas, Sabtu, 4 Juli 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :