Views
Medan, Kompas - Penelitian arkeologis dua buah goa di Pulau Nias memberi bukti adanya manusia yang hidup dengan memanfaatkan goa sebagai tempat tinggal. Mereka memanfaatkan goa sebagai tempat tinggal sejak 13.000 tahun yang lalu hingga melewati 1.000 tahun setelah Masehi. Hasil penelitian ini menjadi masukan yang sangat penting bagi teori-teori migrasi manusia selama ini.
Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Ketut Wiradnyana dalam seminar bertajuk ”Tradisi Megalitik Nias” di Universitas Negeri Medan, Kamis (28/2), mengatakan, dua goa yang diteliti adalah Togi Ndrawa dan Togi Bogi.
Di kedua goa itu ditemukan bukti, manusia berburu dengan menggunakan peralatan batu, tulang, dan kulit kerang. Menurut Ketut, ditemukan ada sampah makanan, peralatan batu, dan tulang di kedua goa itu.
”Keberadaan manusia ditunjukkan dengan temuan fragmen tulang kering manusia dan sebuah gigi seri atas di Togi Ndrawa,” kata Ketut. Dari uji usia karbon, dikatakan mereka hidup mulai 13.000 sebelum Masehi hingga 1.000 tahun setelah Masehi. Penelitian carbon dating (menghitung usia dengan meneliti usia karbon) yang dilakukan di Perancis, Selandia Baru, dan Indonesia (Bandung) menunjukkan konsistensi waktu.
Agusman Zebua, seorang warga Nias, mengatakan, ia menduga manusia goa itu adalah pendatang sekitar abad XI. Mereka berlindung di goa karena diserang penduduk yang menetap. Arti kata ’Togi Ndrawa’ yaitu ”goa persembunyian pendatang”.
Akan tetapi, Ketut mengatakan, dari penelitian arkeologis dan penentuan rentang waktu yang konsisten, manusia yang tinggal di goa bukan pendatang setelah Masehi. Ia mengatakan, dalam konteks itu, saat ini tidak perlu dipermasalahkan ras manusia goa itu tetapi bukti arkeologis menunjukkan ada manusia yang hidup di goa itu.
Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Ichwan Azhari mengatakan, temuan ini tergolong baru. Penelitian lebih lanjut perlu untuk membuka tabir migrasi manusia selama ini. Ia mengaku tidak puas dengan teori-teori saat ini yang menyebutkan gelombang migrasi manusia protomelayu dan deuteromelayu ke Nusantara. (MAR)
(Sumber: Kompas, Jumat, 29 Februari 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar