Views
MEDAN, KOMPAS – Situs Kota Cina di bagian utara Kota Medan tidak terjaga sejak 1986. Juru pelihara yang sebelumnya dipekerjakan untuk menjaga kawasan itu diberhentikan tanpa alasan jelas. Sejak saat itu, pengawasan atas penggalian liar dan jual beli benda purbakala menjadi sangat longgar.
Berdasarkan pantauan Kompas, warga bisa mendapatkan benda perbukala itu dengan mudah. Di sekitar rumah mereka tertanam benda-benda itu. Sebagian sudah bisa diambil dan diserahkan ke Museum Negeri Sumatera Utara. Sementara sebagian yang lain, tidak diketahui keberadaannya.
”Di sumur yang kami gali di dalam rumah, terdapat batu bata bersusun. Tepat di dalam sumur kami. Batu merah itu jika dirunut terhubung dengan susunan serupa di luar rumahnya,” kata Sriwati (31) warga Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan. Di belakang rumah Sriwati, katanya, dahulu ada potongan patung manusia. Patung itu sudah diserahkan ke Museum Negeri Sumut.
Sejauh 10 meter dari rumahnya, di depan rumah Sriyati (30), terdapat potongan batu granit dengan salah satu permukaannya datar. Di tengah permukaan batu itu terdapat lobang dengan diameter sekitar 10 sentimeter. Di samping batu granit itu tersusun batu merah seperti halnya ditemukan di dinding sumur Sriwati.
Pada saat pembangunan rumahnya, Sriyati kerap menemukan benda-benda purbakala seperti koin logam, pecahan gerabah, dan uang kertas dari bahan emas. Sebagian koin emas itu berhuruf arab dan jawa. Sebagian yang lain berhurung China dengan lobang di tengahnya. (NDY)
(Sumber: Kompas, Rabu, 7 November 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar