Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Rabu, 18 Maret 2009

Baal, Berhala, Penaklukan, dan Pesta

Views


Ada penggalan ayat dalam Perjanjian Lama yang menjadi pembenaran langkah Kaisar Byzantium, Theodosius Agung--pemeluk agama Katolik-- menghancurkan kawasan Candi Baal yang terletak di Lembah Bekaa, Lebanon Timur, yang diapit Pegunungan Lebanon dan Anti-Lebanon, akhir abad ke-4.

Ia lalu mengubah Arena Segi Enam (Hexagonal Court) menjadi gedung basilika (lebih besar dari gedung katedral, tempat ibadah terbesar umat Katolik) dan Candi Venus menjadi Gereja Santa Barbara.

Untuk menyelesaikan pembangunan kompleks candi, enam kaisar Roma membutuhkan waktu 300 tahun. Awalnya, Kaisar Augustus (abad pertama sebelum Masehi), membangun Candi Jupiter, dan diselesaikan Kaisar Nero. Pembangunan pintu gerbang depan (Propylaea), Arena dan Altar Agung (Great Court), Arena Segi Enam, Candi Bacchus dan Venus, dilakukan sejak Kaisar Hadrian, Severus Septimus, Antonius Pius, sampai Kaisar Caracalla pada abad ke-4.

Selama masa "pembersihan" itu, Kaisar Theodosius melarang keras pemujaan terhadap Baal yang ia sebut sebagai agama Paga (dari kata dasar bahasa Latin, pagus = kampung. Maksudnya agama kampung orang-orang Kanaan).

Ketika pendudukan Arab tahun 748, kompleks candi ini dijadikan benteng dan dikuasai antara lain oleh Khalifah Ummayah dan Abbasiyah. Tahun 1759, Baalbek (Kota Dewa Matahari) di lembah nan subur itu, diguncang gempa hebat. Sempurnalah keruntuhan kompleks candi....


Dewa Baal

Dewa Baal adalah dewa ciptaan para petani Kanaan yang tinggal di Lembah Bekaa. Awalnya mereka adalah orang-orang Amorit yang nomaden dan tinggal di Lembah Bekaa tahun 2300 SM. Baal adalah Dewa Matahari. Di kalangan orang Roma, Baal adalah Jupiter, sedang di kalangan orang Asiria/Suriah, Baal adalah Haddad.

Orang Suriah melukiskan Baal sebagai pria muda bermahkota calathos (mirip bunga bangkai). Ia digambarkan dalam posisi berdiri dengan kalung cahaya. Ia memakai jubah rangkap luar bergambar Dewa Helios, Seline, Athena, Hermes, Zeus, Hera, dan Genneios. Tangan kanannya membawa cambuk, sedang tangan kirinya menggenggam beberapa petir dan batang gandum. Dua banteng kekar berdiri di kiri-kanannya.

Sejak para Kaisar Roma membangun kompleks candi, Dewa Baal alias Dewa Jupiter kian populer dan berada di peringkat teratas para dewa. Jupiter adalah bagian dari tiga kekuatan dewa, Jupiter-Mercury-Venus. Dengan asumsi itulah, seorang arkeolog asal Jerman akhirnya menemukan Candi Mercury tahun 1938 di Bukit Syeikh Abdalla, masih di kawasan Lembah Bekaa.

Abad ke-3, orang-orang Roma dan Yunani meresmikan kawasan kompleks candi ini menjadi "Kota Dewa Matahari" (Baalbek atau Heliopolis). Pertanyaannya, di manakah puing atau situs bangunan ampheteatrum, gedung parlemen, gedung pengadilan, dan penjara yang umumnya dibangun Kekaisaran Roma ketika membangun kota besar seperti Baalbek? Masih teka-teki.

Sejak tahun 1000 SM, kawasan yang berlembah permai ini memang sudah dikenal sebagai persimpangan jalur perdagangan besar, dari Palmyra ke Pelabuhan Mediterania. Pertengahan abad ke-20, semangat peradaban terhadap Baalbek berubah drastis. Sejak 1956, setiap tahun di Baalbek, tepatnya di Candi Bacchus, pada musim panas di malam hari, diadakan pesta seni yang dihadiri para seniman kelas dunia. Mereka menampilkan sajian musik orkestra, tari, dan teater.

Para seniman besar yang hadir, antara lain, Ella Fitzgerald, Mstislav Rostropovitch dari Orkes Philharmonic Radio Perancis, Herbert Von Karajan, konduktor Orkes Philharmonic New York, kelompok balet modern Maurice Bejart, kelompok komedi Perancis, Orkes Philharmonic Armenia, dan Kelompok Tari Merce Cunningham. Festival ini juga menampilkan folklor dari berbagai belahan dunia.

(Windoro Adi, dari Lebanon)

(Sumber: Kompas, Senin, 17 Desember 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :