Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Selasa, 17 Maret 2009

Jual-Beli Naskah Kuno

Views

Banyak Manuskrip Bersejarah Jatuh ke Tangan Orang Asing

Palembang, Kompas - Naskah-naskah kuno atau manuskrip bersejarah yang bernilai tinggi hingga kini masih kerap diperjualbelikan di beberapa daerah di Nusantara. Tidak sedikit dari naskah-naskah kuno yang diperjualbelikan itu jatuh ke tangan orang asing.

"Jika tidak diantisipasi, situasi memprihatinkan ini bakal merugikan karena bangsa Indonesia kehilangan catatan sejarah intelektual dan kekayaan budaya lokal," kata Subandi Sardjoko, Direktur Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Bappenas, dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara di Palembang, Jumat (28/7).

Dipandu filolog Achadiati Ikram, simposium juga menampilkan, antara lain, A Rozak Zaidan dari Pusat Bahasa dan Yumi Sugahara dari Center for Documentation and Area-Transcultural Studies (C-DATS) Tokyo University of Foreign Studies (TUFS).

Subandi Sardjoko mengungkapkan, di beberapa daerah, jual- beli manuskrip sudah lama dilakukan masyarakat pewaris manuskrip dari nenek moyang mereka. Beberapa manuskrip penting hanya dijual sekitar Rp 2 juta kepada kolektor atau pedagang. Harga murah itu jelas tidak sebanding dengan kerugian yang diderita bangsa Indonesia akibat kehilangan kekayaan sejarah dan budaya tersebut.

"Kehilangan manuskrip itu merugikan bangsa karena naskah tersebut banyak memuat ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal masa silam. Ada manuskrip yang bersisi resep obat-obatan, tata niaga, politik, etika pelestarian lingkungan, atau arsitektur rumah yang tahan tsunami. Semua itu memberikan alternatif pemikiran di tengah modernitas sekarang," katanya.

Menurut Razak Zaidan, manuskrip dari Riau dan Medan— tentang hikayat Kesultanan Deli beraksara Arab-Melayu—juga sudah banyak yang dibeli warga Malaysia, Singapura, atau Australia. Manuskrip itu dijual seharga Rp 2 juta sampai Rp 17 juta. Tetapi, ada juga pemilik naskah yang rela menyerahkan manuskrip kepada lembaga pemerintah atau museum untuk disimpan.

"Kalau manuskrip sudah jatuh di orang asing, bangsa ini harus pergi ke luar negeri untuk mempelajari sejarahnya sendiri. Generasi mendatang juga kesulitan mendapat akses untuk melacak akar budaya sendiri," katanya.

Bahkan, Henri Chambert-Loir dari Ecole Francaise d"Extreme-Orient (EFEO; Lembaga Penelitian Perancis untuk Timur Jauh) mencatat, ada teks naskah Nusantara yang sangat langka saat ini telah dikoleksi oleh Library of Congress, AS.

Sementara satu turunan naskah Bustanus Salatin dari Riau saat ini tersimpan di Afrika Selatan. Selain ituy, beberapa naskah unik dari sebuah taman bacaan di Batavia pada awal abad ke-20 berada di Saint Petersburg, Rusia.

Yumi Sugahara memperkirakan, saat ini masih banyak manuskrip yang tidak tercatat secara resmi karena disimpan masyarakat secara diam-diam, seperti terdapat di Aceh. "Kesadaran masyarakat tentang pentingnya manuskrip perlu ditingkatkan," katanya. (iam)

(Sumber: Kompas, Sabtu, 29 Juli 2006)

1 komentar:

  1. Saya punya naskah kuno sasak. Naskah tersbut diperkirakn berumur lbh 2 rts thn. Orang sasak menyebutnya takepan. Klw da yg minat atw koleksi hub 087765109802 o ya tulisannya dengan huruf jejawa.

    BalasHapus

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :