Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Jumat, 22 Mei 2009

Benteng di Ternate Dipugar Serampangan

Views


Ternate, Kompas - Kondisi sejumlah benteng yang ada di Kota Ternate cukup mengkhawatirkan. Selain banyak yang tidak terawat dan rusak parah, benteng justru dipugar oleh pemerintah secara serampangan sehingga kehilangan keaslian dan nilai historisnya.

Pantauan Kompas pada sejumlah benteng di Ternate, Maluku Utara, Kamis (1/1), menunjukkan hanya Benteng Kalamata (Santa Lucia) dan Benteng Tolukko (Hollandia) yang kondisinya cukup baik.

Benteng Kastela, Benteng Oranje/Orange, dan Benteng Kota Janji merupakan benteng yang telah dipugar pemerintah. Namun, pemugarannya justru membuat penampilan benteng menjadi aneh karena tidak menyatunya antara bangunan lama dan bangunan baru.

Di tengah-tengah Benteng Kastela (Nostra Senhora del Rosario) di Kelurahan Kastela telah dibangun taman dan jalan melingkar yang dialasi batu blok (paving stone). Lahan di sekitar benteng yang sempit juga dimanfaatkan untuk pembangunan monumen.

Kondisi serupa juga terjadi di Benteng Kota Janji (San Pedro y Pablo) di Kelurahan Ngade. Di sekitar benteng kecil itu juga dibangun taman dengan lantai batu blok serta dikelilingi pagar besi dan pintu gerbang yang terlihat tidak serasi dengan bangunan asli.

Sementara itu, Benteng Oranje (Malayo) tengah dipugar. Dinding luar benteng yang semula berupa batu gunung yang direkatkan dengan kalero (batu karang yang dipanaskan) justru diplester dengan campuran semen dan pasir. Adapun lantai dinding benteng yang semula berupa batu bata merah diganti menjadi batu kali dan batu gunung yang dipipihkan.

Ketua Umum Matahati, organisasi pemerhati benda cagar budaya di Ternate, Mamat Jalil, mengatakan, masih banyak benteng-benteng di Pulau Ternate yang nyaris hilang, seperti Benteng Takome (Willemstad) yang tertimbun tanah dan ditemukan warga. Hal serupa juga terjadi pada Benteng Moti di Pulau Moti dan Benteng Talangame di Kelurahan Bastiong.

Sekretaris Umum Gnosis Insititute Andi Sumar Karman mengatakan, pemugaran benda cagar budaya, termasuk benteng, seharusnya dilakukan secara hati-hati berdasarkan kajian arkeologis, historis, dan teknis.(MZW)

(Kompas, Jumat, 2 Januari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :