Views
SEMARANG, KOMPAS - Petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau BP3 Jawa Tengah kembali menemukan pripih atau batu berbentuk kotak dan empat kendil gerabah di kawasan candi keempat, kompleks Candi Gedongsongo, Bandungan, Kabupaten Semarang. Temuan tersebut sedang diteliti di Kantor BP3 Jateng di Kabupaten Klaten.
Menurut Wagiyo (50), petugas teknis dari BP3 Jateng, Jumat (27/3) di Bandungan, pripih dan empat kendil gerabah itu ditemukan saat membongkar Candi Perwara di kompleks candi keempat. Februari lalu di sekitar candi tersebut ditemukan pripih berisi puluhan lempeng emas, manik-manik, serta lingga emas dan yoni perak.
Pripih yang ditemukan terakhir tertimbun dengan kedalaman sekitar 30 sentimeter dari permukaan tanah, sedangkan empat kendil hanya terpendam beberapa sentimeter saja. Pripih ini berbentuk segi empat dengan lebar sekitar 30 sentimeter, sedikit lebih besar dari pripih yang ditemukan sebelumnya, berlebar 24,5 sentimeter. Sementara itu, kendil berdiamater 11-12 sentimeter dengan tinggi sekitar 15 sentimeter. Temuan tersebut diduga seusia dengan Candi Gedongsongo yang diperkirakan berasal dari abad ke-8.
”Dari empat kendil itu, satu dalam kondisi utuh, sedangkan lainnya sudah rusak. Tutup pripih juga tidak seutuh temuan pertama. Kami belum tahu apa saja isinya karena rencananya baru akan dibuka di laboratorium Senin pekan depan,” kata Pengawas Teknis Subkelompok Kerja Pemugaran BP3 Jawa Tengah, Gunawan.
Menurut Pengawas Arkeologi Pemugaran Candi Perwara, Kompleks Candi Gedongsongo, Wahyu Broto Raharjo, pripih yang menjadi ”nyawa” candi biasanya selalu berisi benda-benda yang mewakili dewa atau lima unsur, di antaranya logam, tanah, kayu, dan udara. Namun, dia belum berani memastikan apakah isi pripih itu serupa dengan temuan sebelumnya berupa emas.
”Jika belum pernah terambah pencurian, tentu pripih itu ada isinya. Sebelumnya pernah ditemukan pripih di permukaan tanah di Kompleks Candi Gedongsongo, tetapi isinya sudah kosong. Pada masa penjajahan Belanda, sebagian ada yang dibongkar,” ungkapnya. (GAL)
(Kompas, Sabtu, 28 Maret 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar