Views
Jakarta, Kompas - Candi Borobudur di Jawa Tengah, yang dalam buku-buku pelajaran selalu disebut identik sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, ternyata tidak masuk dalam daftar finalis atau nomine tujuh keajaiban dunia.
Informasi itu muncul dari kompetisi global untuk memilih tujuh keajaiban dunia versi baru yang melibatkan sekitar 20 juta orang di dunia, dengan memasukkan pilihan mereka.
Mengutip Associated Press, sejauh ini, kandidat tujuh keajaiban dunia tersebut telah diperkecil menjadi 21 finalis. Finalis itu antara lain Tembok Raksasa China, Machu Pichu (Peru), Menara Eiffel (Paris), Acropolis (Yunani), Pagoda Angkor (Kamboja), Colosseum (Italia), hingga patung Liberty di Amerika.
Kampanye New 7 Wonders of the World dimulai tahun 1999 oleh seorang petualang asal Swiss, Bernard Weber, dengan sekitar 200 nomine yang masuk dari seluruh dunia. "Weber merasa sudah waktunya untuk memunculkan sesuatu yang baru yang dapat mempersatukan dunia dan membawa kebanggaan terhadap peninggalan budaya secara global," ujar Tia Viering, juru bicara kampanye tersebut seperti dikutip Associated Press.
Weber memiliki yayasan di Switzerland yang bertujuan untuk mempromosikan keragaman budaya dengan kegiatan antara lain melestarikan dan merestorasi monumen.
Daftar situs calon keajaiban dunia itu lalu diperas menjadi 77 situs berdasarkan suara publik pada tahun lalu. Kemudian, panel yang terdiri atas para ahli di bidang arsitektur yang diketuai oleh mantan Ketua Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Federico Mayor, mengerucutkan daftar itu hingga menjadi 21 finalis. Weber dan sepuluh anggota timnya berkeliling mengunjungi ke 21 situs tersebut.
Publik dapat berpartisipasi dan sumbang suara dengan mengunjungi situs web http://www.new7wonders.com atau menghubungi telepon internasional +372-705-0022, +372-541-11738, +423-663-900299. Polling akan dibuka hingga 6 Juli 2007 dan hasilnya diumumkan keesokan harinya di Lisbon, Portugal.
Sebagai tambahan, konon daftar tujuh keajaiban dunia kuno disusun oleh seorang penyair dan penulis Yunani, Antipater dari Sidon. Dari daftar kuno itu hanya piramida di Giza yang masih bertahan.
Di Indonesia
Penentuan keajaiban dunia selama berabad-abad telah menarik perhatian. UNESCO sendiri selalu memperbarui daftar situs Warisan Dunia atau World Heritage mereka yang sekarang totalnya mencapai 830 tempat.
Terakhir, perwakilan ahli dari UNESCO Paris mengunjungi Bali, 16 November 2006, guna memonitor tiga situs yang diusulkan pemerintah menjadi warisan dunia. Ketiga situs itu adalah Pura Taman Ayun, situs pertapaan sepanjang Sungai Pakerisan, dan sistem pengairan subak di Jatiluwih.
"Para ahli itu perlu melihat dari dekat lokasi yang diusulkan menjadi warisan dunia. Warga sendiri sepertinya tidak keberatan," ujar Soeroso, Direktur Peninggalan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (20/11).
Dengan tercantum sebagai warisan dunia, Indonesia akan masuk ke dalam pergaulan internasional di bidang kebudayaan. Selain itu, akses dana dan ahli akan terbuka. Jika situs itu suatu saat mendapatkan ancaman, dan masyarakat tidak mampu lagi merawat karena tekanan ancaman yang besar, dunia internasional akan membantu. (INE)
(Sumber: Kompas, Selasa, 21 November 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar