Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Selasa, 24 Maret 2009

Candi-candi Kecil Masih Terabaikan

Views

Situs Klinterejo Dirusak Warga

Yogyakarta, Kompas - Keberadaan candi- candi kecil di sekitar Yogyakarta dan situs di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, masih terabaikan. Selain kurang perawatan, proses ekskavasi dan restorasi candi yang tidak berkelanjutan membuat sebagian besar bangunan candi tidak utuh.



Kompas/Heru Sri Kumoro
Candi Merak di Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (15/1), kondisinya terkesan kurang terawat. Selain batu-batu berserakan, kawasan sekitar candi juga ditumbuhi rumput liar.


Salah satu candi yang terabaikan itu adalah Candi Ijo di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Berdasarkan pemantauan, Jumat (16/1), batu-batu candi berserakan. Pagar yang seharusnya ada untuk melindungi candi juga belum selesai dibangun.

Selain itu, kondisi candi utama dan tiga candi perwara banyak ditumbuhi lumut serta tumbuhan liar. Halaman kompleks candi menjadi tempat menggembala kambing warga setempat.

Candi Morangan di Kecamatan Ngemplak, Sleman, kondisinya juga tak jauh berbeda. Bagian-bagian candi hasil ekskavasi tahun 1986 belum direstorasi sehingga menyisakan reruntuhan.

Keberadaan candi-candi kecil di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul juga masih terabaikan. Belum terlihat ada upaya serius dari pemerintah daerah untuk melindungi candi dari pencurian, perusakan, dan alih fungsi lahan.

Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Ari Setyastuti mengatakan, pihaknya menerapkan sistem prioritas dalam ekskavasi dan restorasi candi. Prioritas ini didasarkan pada ukuran dan kualitas candi.

”Biasanya candi yang besar atau penting secara sejarah dan arkeologis akan dikerjakan dahulu, sedangkan yang kecil-kecil dikerjakan belakangan,” ujarnya. Saat ini di Yogyakarta, berdasarkan inventarisasi BP3 Yogyakarta, terdapat 185 kompleks candi dan jumlah terbanyak di Sleman.

Arkeolog spesialis candi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Niken Wirasanti, mengatakan, Yogyakarta adalah salah satu daerah yang paling banyak menyimpan sisa- sisa peradaban masa lalu. Potensi penemuan candi di Yogyakarta juga masih sangat besar.

Menurut Niken, sekecil apa pun sebuah candi tidak mestinya diabaikan karena berpotensi mengungkap fakta sejarah yang lebih besar.


Situs dirusak

Di Mojokerto, kerusakan situs ternyata bukan hanya di Trowulan, tetapi juga di Situs Klinterejo, Kecamatan Sooko, yang berbatasan langsung dengan lokasi Situs Trowulan.

Situs Klinterejo yang mengandung banyak peninggalan Majapahit, seperti sandaran arca, yoni, lumpang batu, jaladwara, balok batu, dan umpak, itu rusak akibat pembuatan batu bata oleh masyarakat. Batu bata kuno berukuran 60 x 20 sentimeter digeletakkan begitu saja di pinggiran selokan untuk mengairi sawah.

Anggota Perkumpulan Peduli Majapahit Gotrah Wilwatikta, Yazid Kohar, menyayangkan perusakan tersebut. Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga terkesan tidak mempunyai kepedulian dan membiarkan perusakan tersebut. (IRE/ENG/YOP/ ARA/WER/RWN/INK)

(Kompas, Sabtu, 17 Januari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :