Views
Bojonegoro, Kompas - Di daerah aliran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Padhang, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ditemukan bangkai kapal kuno. Rabu (21/9) kemarin telah mulai dilakukan penggalian secara tradisional kapal yang diperkirakan tenggelam tahun 1700-an.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah menghubungi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan Mojokerto, Jatim, atas temuan itu. Lokasi kapal berada di tempat penambangan pasir Pulau Puthukjayan (sebuah delta Red) milik Budiyono, anggota DPRD Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro M Santoso ingin jika berhasil diangkat, kapal itu tidak dibawa keluar Bojonegoro tetapi dibiarkan menjadi museum atau aset situs wisata sejarah purbakala di Bojonegoro. Ya, kalau berhasil diangkat kami berharap kapal tersebut dikelola Bojonegoro untuk obyek wisata situs purbakala dan tidak dibawa keluar daerah, kata Santoso.
Pada permulaan penggalian yang hanya mempergunakan cangkul dan skop itu sudah memperlihatkan bagian canthik atau kemudinya. Rencananya untuk mempercepat penggalian akan digunakan mesin penyedot pasir.
Melihat besarnya canthik yang sudah tergali selebar 40 sentimeter dan panjang sudah lebih dari dua meter, diperkirakan kapal itu memiliki ukuran lebar delapan meter dan panjang 40 meter. Untuk melindungi temuan ini telah dipasang garis polisi dan dijaga aparat keamanan dari satuan polisi pamong praja, TNI, dan polisi yang membangun tenda darurat di sekitar lokasi.
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, Pulau Puthukjayan yang berada di tengah sungai terbentuk dari bangkai kapal terbalik yang tertimbun pasir dan tanah. Konon kapal itu milik saudagar China yang membawa dagangan dari Bojonegoro ke Ngawi. Diduga kapal itu mengalami kerusakan akibat diserang perompak lalu karam di Bengawan, kata Darso, pemilik perahu penyeberangan. (ACI)
(Kompas, Kamis, 22 September 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar