Pengumuman

Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Senin, 16 Maret 2009

Peninggalan Sejarah: Situs Buni Terabaikan

Views


Bekasi, Kompas - Situs Buni yang terletak di Kampung Pasar Mas Buni, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, semakin memprihatinkan. Kondisi situs, yang kaya artefak dan peninggalan arkeologi berusia ribuan tahun, tidak dihiraukan keberadaannya oleh pemerintah.

Lantaran tidak dilindungi, peninggalan arkeologi di situs Buni ini rusak dan nyaris habis akibat dijarah warga selama lebih dari tiga dasawarsa mulai awal tahun 1960. Kondisi situs ini juga terancam menyusul dibangunnya terusan kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) dan eksplorasi minyak dan gas di Babelan. Peninggalan di situs ini meliputi peninggalan dari masa prasejarah hingga masa kerajaan.

Dari kunjungan Kompas hari Selasa (29/5), keberadaan situs Buni ini nyaris tidak berbekas. Tidak terdapat penanda yang jelas bahwa di hamparan sawah dan kebun milik warga tersimpan beragam jenis artefak dan peninggalan arkeologi. Pecahan tembikar atau potongan tulang serta sisa-sisa peninggalan arkeologi sarat nilai sejarah dengan mudah ditemukan berserakan di kebun-kebun milik warga, seperti di kebun Sakihudin (52).

Sakihudin menuturkan, kawasan Buni ini mencuat namanya sejak 1960-an setelah seorang warga menemukan perhiasan emas di tengah sawah. Selama lebih dari 30 tahun sampai awal 1990-an, warga melakukan penggalian dan beberapa di antaranya menemukan perhiasan emas dan tembikar serta tulang manusia.

Pemerintah Kabupaten Bekasi pernah berencana menjadikan kampung ini sebagai kawasan benda cagar budaya. "Dulu pernah ada rencana untuk melindungi situs ini, tetapi sampai sekarang belum ada kelanjutannya. Sampai saat ini tidak ada perhatian terhadap situs ini," ujar Sakihudin, kemarin.

Dari sejumlah referensi arkeologi, situs Buni dikenal sebagai salah satu lokasi kerajinan barang-barang tembikar di kawasan pantai utara Jawa tempo dulu. Kelompok masyarakat pendukung budaya Buni ini diduga pula sudah mengenal teknik bercocok tanam sebelum masuknya budaya India ke wilayah Nusantara.

Bahkan ada pendapat bahwa budaya Buni ini berkaitan erat dengan keberadaan masyarakat dan budaya Betawi.

Pemerhati sejarah Bekasi dari Bekasi Heritage, Luki Mulyadi, mengatakan, keberadaan kawasan bernilai sejarah, seperti Situs Buni, seharusnya diperhatikan dan dilindungi pemerintah setempat. (cok)

(Sumber: Kompas, Rabu, 30 Mei 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA ANDA :
EMAIL ANDA :
PERIHAL :
PESAN :
MASUKKAN KODE BERIKUT :