Views
KUDUS, KOMPAS - Salah satu yang menjadi primadona Situs Patiayam, yaitu fosil gading gajah purba (Stegodon trigonocephalus), akan dipamerkan di Festival Internasional Borobudur, pertengahan Juli 2009.
Menurut Kepala Museum Ronggowarsito Semarang, Puji Joharnoto, di Kudus, Selasa (2/6), dengan menampilkan fosil gading gajah purba, para peserta, pemerhati, dan pengunjung Festival Internasional Borobudur (FIB) diajak untuk berpikir sejenak tentang nilai nilai penting situs Patiayam bagi ilmu pengetahuan.
Nilai penting itu, tutur Puji Joharnoto, yang mengutip tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta, Situs Patiayam merupakan salah satu di antara sedikit situs manusia purba (Homo erectus). Situs di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, itu mampu memberikan gambaran mengenai evolusi lingkungan purba tanpa terputus selama 2 juta tahun terakhir. Situs itu juga memiliki fase kehidupan manusia selama 1 juta tahun terakhir.
Fosil gading gajah yang akan dipamerkan di FIB untuk sementara ini masih disimpan di salah satu ruangan rumah milik juru pelihara benda cagar budaya, Rakijan Musthofa, di Kecamatan Jekulo.
Fosil gajah purba itu ditemukan Mustakim (25) dan Karmijan pada 4 Maret 2008. Fosil pertama berukuran panjang 2,70 meter dengan lingkar pangkal 61 sentimeter dan lingkar ujung 28 sentimeter. Fosil kedua panjangnya 2,25 meter, lingkar pangkal 51 sentimeter, dan lingkar ujung 15 sentimeter.
Berdasarkan catatan, fosil gading gajah purba yang ditemukan pada 4 Maret 2008 sampai sekarang tergolong terpanjang dibandingkan dengan hasil temuan pada awal April 1981. Fosil gading gajah tahun 1981 panjangnya sekitar 2,5 meter dan berdiameter pangkal 15 sentimeter.
Sebelum dipamerkan, fosil gading gajah tersebut akan ”diperbaiki” sehingga kondisinya lebih baik. Setelah itu, fosil itu akan disimpan di museum. (SUP)
(Kompas, Rabu, 3 Juni 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar